Jl.Tanjung Pasir No. 02 Teluknaga, Tangerang eddystrada@gmail.com 0812-9802-2717 skypeid

Thursday, November 7, 2013

Pesan Bunda Theresa


Teruslah Berbuat Baik


Bila engkau baik hati, bisa saja orang lain menuduhmu punya pamrih ; tapi bagaimanapun, berbaik hatilah.
Bila engkau jujur dan terbuka, mungkin saja orang lain akan menipumu; tapi bagaimanapun, jujur dan terbukalah.

Barangsiapa menyangkal Aku di depan manusia, Aku juga akan menyangkalnya di depan BapaKu

Paulus telah melanglang buana mewartakan Injil. Banyak pemuka agama Yahudi tidak senang. Maka ia ditangkap dan diserahkan ke pengadilan. Setelah diperiksa, tidak ditemukan kelelahan yang berat. Pengadilan bermaksud melepaskannya, tetapi orang-orang Yahudi menentang. Karena itu Paulus naik banding kepada Kaisar.

Tuesday, May 21, 2013

Arti kematian menurut iman Katholik



Bagaimana iman Katholik memandang kematian?
Kitab Suci menganggap kematian sebagai hal yang alami. Namun demikian, kematian bukanlah akhir dari segalanya. Dengan keyakinan akan adanya kebangkitan, kematian dapat bernilai positif bagi kita. Umat Katholik yang menyatukan kematiannya dengan kematian Yesus Kristus, menganggap kematian sebagai pertemuan dengan Yesus dan sebagai langkah masuk ke dalam kehidupan kekal. Dengan kebangkitan-Nya, Yesus Kristus telah mengalahkan kematian dan dengan demikian membuka pintu masuk menuju keselamatan untuk semua orang. Karya penebusan Yesus Kristus telah mengubah kematian menjadi berkat, kematian yang pada mulanya dinilai negatif menjadi bernilai positif.

Monday, May 13, 2013

Penjelasan Arah Dasar Pastoral 2011 - 2015 KAJ



Penjelasan Umum

Apa yang dimaksud dengan Arah Dasar Pastoral?
Arah Dasar Pastoral KAJ adalah cita-cita yang dituju oleh Gereja Katolik di wilayah Jakarta, Tangerang dan Bekasi yang ingin bertumbuh dalam kesetiaan kepada Tuhan Yesus Kristus dan kepada bangsa kita. Dengan adanya Arah Dasar itu, kita semua didorong untuk merefleksikan situasi, kondisi dan tantangan khas kita bersama. Atas dasar hasil refleksi itu kita merancang perkembangan kita dari tahun ke tahun menuju keadaan yang dicita-citakan. Tentu saja, semua gerak bersama ini kita lakukan dalam keyakinan teguh bahwa Roh Kuduslah yang mendorong dan menuntun Gereja.

Friday, April 12, 2013

Berpegang pada Dia: Renungan Jumat, 12 April 2013

Kisah pergandaan roti adalah salah satu kisah populer dalam Injil. Semua Injil memuat kisah ini. Injil Matius dan Markus, bahkan mempunyai dua cerita pergandaan roti. Meskipun demikian, dalam beberapa detail, ada perbedaan antara Injil Yohanes dan injil sinoptik.

Dalam Injil Yohanes, Yesus mengawali kisah dengan bertanya kepada Filipus tentang bagaimana orang banyak itu bisa makan. Hanya dalam Injil Yohanes dikatakan bahwa “Hal itu dikatakan-Nya untuk mencobai dia, sebab Ia sendiri tahu apa yang hendak dilakukan-Nya” (ay. 6). Kita tahu bahwa dari lima roti dan dua ikan yang dibawa seorang anak, Yesus memberi makan kira-kira lima ribu orang laki-laki (ay. 10).

Sebagaimana Allah berinisiatif menyelamatkan dunia (bdk. Yoh 3:16); kini dalam situasi konkrit pun, Yesus juga berinisiatif memelihara mereka yang sudah mengikuti Dia. Memberi makan lima ribu orang tentu saja sebuah mukjizat. Tapi yang jelas di sana ada partisipasi manusia, yaitu lima roti dan dua ikan yang dibawa seorang anak.

Lalu
? Dalam hidup, kita sering berhadapan dengan situasi yang tanpa harapan. Kisah pergandaan roti menurut Yohanes menunjukkan bahwa dalam situasi itu Yesus tetap “Tahu apa yang hendak dilakukan-Nya”. Beranikah kita berpegang pada Dia dengan sedikit harapan yang ada?

MGR SUHARYO MINTA UMAT KATOLIK UNTUK PERBAIKI KECENDERUNGAN JELEK DALAM MASYARAKAT

Uskup Agung Jakarta Mgr Ignatius Suharyo mengajak umat Katolik untuk menjadi manusia-manusia Paskah, yang berarti "mengambil bagian atau ikut berperan dalammemperbaiki 'arus berlawanan' di tengah kecenderungan jelek yang berkembang di tengah-tengah masyarakat." Permintaan itu diungkapkan oleh Mgr Suharyo di hadapan puluhan jurnalis dalam acara konferensi pers tentang Pesan Paskah di pelataran Wisma Keuskupan, Katedral Jakarta, tanggal 31 Maret 2013, seusai memimpin Misa Paskah.


Di tengah suasana di mana kekerasan semakin merebak, Mgr Suharyo berharap agar umat Katolik menghadirkan arus kesetiakawanan,
"sehingga keadaan damai bisa tercipta di tengah masyarakat," dan agar umat Katolik "mengalirkan arus kebaikan bersama di tengah derasnya arus kecenderungan buruk di tengah masyarakat." Kekerasan yang semakin menjamur di berbagai wilayah negara Indonesia, kata Uskup Agung Jakarta yang juga Administrator Apostolik Keuskupan Bandung itu, "menandakan bahwa martabat manusia semakin dilecehkan, kebaikan bersama semakin diabaikan, kepentingan kelompok menggilas kepentingan umum."


Selanjutnya Ketua Konferensi Waligereja Indonesia itu mengajak umat Katolik yang merayakan Paskah agar melakukan kebaikan bersama menjadi keseharian hidup mereka. "Jika berpikir melakukan sesuatu di level nasional terlalu berlebihan, mulailah melakukan hal yang paling sederhana di tingkat RT, RW dan kampung-kampung. Inilah wujud menjadi manusia Paskah pada zaman ini," kata Mgr Suharyo.
Menjawab pertanyaan seorang wartawan media cetak dari Surabaya tentang fenomena kekerasan yang semakin merajalela, Mgr Suharyo menjelaskan bahwa sedikitnya ada tiga faktor yang memicu kekerasan di berbagai tempat yakni pendidikan, aliran fundamentalis agama dan masalah kesenjangan ekonomi.

Dijelaskan bahwa begitu banyak hal yang terkait di balik kekacauan yang terjadi di tengah masyarakat. "Yang paling penting dari semua itu adalah penegakan hukum bagi yang melanggar hukum, karena sepanjang pelanggar hukum atau undang-undang tidak diberikan sanksi
semestinya, maka dipastikan kekerasan akan terus dilakukan oleh oknum-oknum tertentu," tegas mantan Uskup Agung Semarang itu.

Mgr Suharyo juga menyampaikan terima kasih kepada para jurnalis yang mewartakan pesan Paskah kepada seluruh umat Katolik. "Saya berterima kasih karena tugas Anda ikut mengembangkan budaya damai dengan melakukan tugas peliputan Paskah," ungkap Mgr Suharyo.
Sebelumnya pada pukul 09.00 WIB, Mgr Suharyo memimpin Misa Paskah meriah di Katedral Santa Perawan Maria Diangkat ke Surga, Jakarta, didampingi Vikaris Jenderal Pastor Yohanes Subagyo Pr, Sekretaris Keuskupan Pastor Yohanes Purbo Tamtomo Pr, Kepala Paroki Katedral Pastor Stephanus Bratakartana SJ, dan Pastor Rekan Katedral Pastor Antonio Antoro Pr. Dalam kotbahnya Uskup menceritakan sosok manusia Paskah seperti Ibu Teresa dari Calcuta. "Walaupun pernah mengalami kegelapan spiritualitas, toh sosok ini menjadi panutan bagi umat Katolik, melakukan kebaikan dengan mengembangkan cara-cara yang semakin kreatif." ***

Sumber: Pen@ Indonesia.

Wednesday, April 3, 2013

Telur Paskah

Telur dan Paskah telah menjadi sinonim yang begitu melekat. Sehingga tak heran jika Anda sering mendengar “Telur Paskah” terutama di bulan-bulan Paskah seperti saat ini. Telur merupakan paket yang sempurna dari alam. Sepanjang rentang sejarah, telur telah mewakili misteri, sihir, obat-obatan, makanan dan pertanda. Telur menjadi simbol yang universal dari perayaan Paskah di seluruh dunia. Sebagai simbol khusus dari perayaan ini, telur ada yang dicelup, diwarnai, dihias dan diperindah.


Sebelum telur identik dengan Paskah Kristen, telur juga dipergunakan di berbagai ritual festival musim semi. Bangsa Romawi, Galia, Cina, Mesir dan Persia, semua menggunakan telur sebagai simbol alam semesta. Dari zaman dahulu telur telah dicelup, sebagai bahan pertukaran dan menunjukkan penghormatan.

Pada zaman Pagan, telur mewakili kelahiran kembali dari bumi. Musim dingin yang panjang dan masa sulit telah berlalu; bumi kembali bersemi dan dilahirkan kembali bagaikan telur ajaib yang meledakkan kehidupan. Oleh karena itu telur dipercaya memiliki kekuatan khusus. Kekuatan itu terkubur di dalam cangkang untuk menangkal kejahatan; wanita muda Romawi yang sedang hamil juga membawa telur untuk menentukan jenis kelamin anak mereka yang belum lahir; pengantin Prancis melangkahi telur sebelum melintasi ambang rumah baru mereka.

Dengan munculnya Kekristenan, simbolisme telur pun berubah. Telur tidak lagi mewakili kelahiran kembali dari alam melainkan kelahiran kembali dari manusia. Orang Kristen menggunakan simbol telur dengan menyamakannya sebagai makam dimana Kristus bangkit.

Legenda cerita rakyat Polandia kuno dicampur dengan keyakinan Kristen semakin mengokohkan telur dengan perayaan Paskah. Terdapat sebuah legenda mengenai Perawan Maria yang memberikan telur kepada para prajurit yang ada di kayu salib. Maria memohon agar para prajurit tidak bertindak terlalu kejam kepada Yesus dan ia menangis. Air mata Maria jatuh ke atas telur dan mereka melihat air mata itu sebagai titik-titik air dengan warna yang cemerlang.

Legenda Polandia lainnya menceritakan ketika Maria Magdalena yang pergi ke makam Yesus untuk mengurapi tubuh-Nya. Ia membawa keranjang telur yang dipakainya untuk melayani sebagai suatu jamuan. Ketika ia tiba di makam Yesus dan membuka keranjangnya, ia menemukan telur-telur itu secara ajaib telah berubah warna menjadi warna-warni pelangi yang indah.

Menghias dan mewarnai telur saat Paskah merupakan kebiasaan di Inggris selama abad pertengahan. Anggaran rumah tangga dari Raja Edward I di tahun 1290, mencatat pengeluaran delapan belas pence untuk empat ratus lima puluh telur yang diwarnai dan diberi daun emas sebagai hadiah Paskah.

Hiasan telur Paskah yang paling terkenal dibuat oleh tukang emas yang sangat terkenal, Peter Carl Faberge. Di tahun 1883 tsar Rusia, Alexander, menugaskan Faberge untuk membuat hadiah Paskah spesial bagi istrinya, Ratu Marie.

Telur pertama Faberge merupakan telur di dalam telur. Telur itu berupa cangkang platinum dengan enamel putih yang dapat dibuka dan di dalamnya tersimpan telur emas yang lebih kecil. Telur yang lebih kecil pada gilirannya dibuka dan menampilkan ayam emas dan replika permata dari mahkota imperial.

Telur spesial Faberge ini begitu menyenangkan sang ratu dan Tsar segera memerintahkan Faberge untuk merancang telur itu lebih lanjut untuk diberikan setiap Paskah. Bertahun-tahun klemudian Nicholas II yang juga merupakan putra dari Alexander, meneruskan kebiasaan itu. Secara keseluruhan ada lima puluih tujuh telur yang dibuat oleh Faberge.

Desainer telur hias percaya pada simbolisme telur dan mereka menghiasi telur dengan dekorasi seni yang luar biasa. Beberapa menggunakan bunga dan daun dari kartu ucapan, malaikat kecil, permata dan kain yang elegan, manik-manik dan trim, untuk menghiasi telur. Telur-telur itu dipisahkan, diberi engsel dengan hati-hati dan direkatkan dengan epoxy dan semen yang transparan, dan setelah selesai, telur-telur itu akhirnya ditutupi dengan resin yang mengkilap. Meskipun pertanda dan misteri telur telah menghilang di zaman ini, namun simbolismenya tetap bertahan, dan para seniman meneruskan tradisi dunia lama untuk menghiasi telur.

Pada dasarnya Paskah bukan tentang telur hias yang indah dan menarik serta melambangkan awal kehidupan dan kelahiran baru dari manusia, namun bagaimana kita sebagai orang percaya dapat memaknai Paskah dengan kematian Yesus di kayu salib untuk menebus dosa setiap kita dan kebangkitan-Nya mengalahkan maut yang membuat dosa dan maut tak lagi berkuasa atas-Nya. Dan sebagai anak-anak Tuhan, kita pun memiliki kuasa yang sama untuk menang atas dosa dan kematian yang kekal.

Sumber : forumkristen

Saturday, March 23, 2013

Pesan Paus Fransiskus dalam Misa Pertama

Paus Fransiskus mengikuti misa pertamanya bersama para kardinal yang memilihnya di Kapel Sistina. Dia mengingatkan agar Gereja Katolik tetap berakar pada Injil dan menghindari godaan modern. Dalam pesannya, Paus mengingatkan perlunya penataan kembali moral bagi umat Katolik dimana diliputi skandal, intrik dan perselisihan.

Pemilik nama asli Jorge Mario Bergoglio ini mengatakan gereja harus lebih difokuskan kepada Injil Yesus Kristus. "Kita bisa berjalan semua yang kita inginkan, kita dapat membangun banyak hal. Tapi jika kita tidak memberitakan Yesus Kristus, ada sesuatu yang salah," kata Paus berbicara dengan bahasa Italia, seperti dilansir Reuters, Kamis (14/3/2013).

Sebelum mengikuti misa, Paus Fransiskus berdoa secara pribadi di Basilika Santa Maria Maggiore. Paus Fransiskus merupakan paus pertama yang berasal dari luar Eropa. Kardinal asal kawasan Amerika latin yang terpilih, Rabu (13/3) ini menggantikan Paus Benediktus XVI yang mengundurkan diri.

Sumber : detikNews